Posted by : Unknown Sabtu, 01 Maret 2014

Assalamu’alaykum wr.wb

Lebih baik menyalakan lilin ditengah kegelapan dari pada menyalahkan kegelapan –Anis Matta-



Sebelumnya mohon maaf terlebih dahulu pada pihak terkait khususnya para kader KAMMI dimanapun dia berasal, karena tulisan ini akan sedikit mengkritisi dan memberikan saran pada para kader KAMMI dimanapun berada, semoga pesan ini bisa bermanfaat untuk kedepannya, besar harapan saya secara pribadi tulisan ini bisa dibaca dan didalami maksudnya.

Sebelumnya perkenalkan saya Istajib Sulton Hakim kader AB1 KAMMI Komisariat MIPA UNDIP. Mungkin saya hanyalah seorang Anggota Biasa 1 KAMMI, dan ilmu saya sangatlah kurang dibandingkan dengan para kader lain yang sudah membaca puluhan hingga ratusan buku tentang pergerakan, buku islami maupun buku pengetahuan lainnya, saya juga mungkin tidak sehebat keder AB2 yang notabenya sebagai konseptor dan fungsionaris di komisariat apa lagi jika dibandingkan dengan AB3 yang sudah bermain di area ideologis, namun sebagai kader KAMMI yang baik saya ingin sekali menyuarakan sesuatu yang sebetulnya mengganjal saya dan teman-teman saya diluar kader KAMMI tentang pandangannya terkait KAMMI di era sekarang ini. Karena yang saya temukan dan diskusikan dengan banyak orang non kader KAMMI jawabannya hampir sama pan pandangan mereka juga hampir sama, ini membuat saya sedikit resah dengan kondii KAMMI sekarang. Ini juga pandangan saya pribadi tentang KAMMI jadi mohon dimaklumi apabila banyak sekali kata-kata atau pernyataan yang kurang sesuai.

Langsung saja kita mulai dari awal tentang visi KAMMI yakni “wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami” sungguh visi yang sangat bagus ketika kita bisa implementasikan secara langsung, namun fakta yang saya temukan di lapangan bahwa kader KAMMI entah karena kurang memahami visi itu atau kenapa yang jelas banyak pemimpin yang di pilih dari kader KAMMI yang tidak memberikan dampak apa-apa pada organisasi yang dia bawahi, mereka bekerja namun tidak memberikan efek yang nyata bagi mahasiswa pada umumnya, bahkan jarang sekali mereka mencoba berdiskusi dengan mahasiswa biasa (red:mahasiswa pada umumnya khususnya kader non KAMMI) apa yang mereka inginkan dari suatu lembaga yag dipimpin. Ini yang sering dibicarakan oleh lawan diskusi saya terutama kawan-kawan non kader KAMMI, sepertinya ketika ketika mereka membuat visi dan misi mereka tidak menanyakan terlebih dahulu apa kebutuhan mahasiswa pada umumnya. Tapi ini tidak semuanya demikian, namun kebanyakan begitu karena dari diskusi saya hampir semunya mengatakan demikian. Mungkin ini juga yang menjadi suatu alasan bagi mahasiswa pada umumnya mulai jengah terhadap kader KAMMI karena mereka rasa tidak ada perubahan yang berarti ketika kader KAMMI ada dipucuk pimpinan, dan akibatnya belakangan ini kader KAMMI sering mengalami kekalahan di pemira-pemira. Dan biasanya pun ketika menang juga karena kadernya yang solid atau kadernya cukup banyak, kalaupun menang karena tokoh biasanya karena dari awal telah terprofilkan dan sering tampil disetiap acara-acara yang diadakan periode sebelumnya. KAMMI terkesan hanya mendompleng nama dari kader tersebut.  Bahkan ini pun yang saya dapatkan dari kampus-kampus lain ketika berdiskusi antar universitas. Tapi mohon maaf saya tidak bisa memberikan data falidnya berupa tanda bukti hasil diskusi ataupun rekaman pembicaraan kami.



Berikutnya yakni tentang Aksi KAMMI yang terkesan itu-itu saja, hanya musiman. Sering Aksi di dapan gedung-gedung pemerintahan, mengkritisi berbagai kebijakan yang tidak pro dengan rakyat namun sangat jarang diliput karena Aksi kader KAMMI terkesan tertib dan kebanyakan aksi yang akan diliput oleh media adalah aksi yang ricuh dengan kepolisian, dan cap negatif inipun melekat ditubuh KAMMI selaku organisasi yang sering melakukan Aksi. Tidak salah memang melakukan hal demikian tetapi sering kali para keder KAMMI tidak melakukan pembelaan ketika banyak mahasiswa yang mengecap Anak yang suka aksi itu sama saja, sama-sama suka bikin macet jalan, sama-sama suka bikin ricuh sama polisi, sama-sama suka merusak area publik, padahal yang melakukan hal ini adalah organisasi lain dan KAMMI terkena dampaknya juga. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi terkait apa yang akan dilakukan dan apa tujuannya pada mahasiswa umum juga, barikan penjelasan pada mereka sehingga tidak salah paham, masifkan media saat aksi dan penjelasannya. Karena kalau kata teman seperjuangan saya sebagai kader KAMMI juga, pemerintah terkadang akan nyelenah dan tidak akan mendengar ketika belum ada bau asap hasil pembakaran ban bekas.

Lalu di Era sekarang ini ketika Aksi tidak menjadi solusi yang begitu berarti KAMMI masih mempertahankan eksistensinya melakukan aksi padahal hampir semua penduduk Indonesia di era sekarang sangat tidak menyukai Aksi, bayangkan hampir semua orang tua memberi pesan pada anaknya bahwa mengisyaratkan anaknya untuk tidak melakukan aksi dijalan (termasuk orang tua saya). Karena media telah mencuci otak kita bahwa Aksi itu brutal, hanya mengganggu ketertiban umum saja. Memang tidak semuanya salah KAMMI pihak mdia pun patut kita salahkan namun satu catatan bahwa ketika aksi hendaknya sebelumnya melakukan observasi ke warga sekitar dan memberikan pemahaman pada kawan-kawan media, warga, dan mahasiswa pada umumnya.

Yang paling saya sayangkan dari KAMMI adalah terlalu fokus pada bidang sosial dan politik, memang disalah satu paradigma gerakan KAMMI adalah sebagai gerakan politik Ekstraparlementer yang artinya kurang lebih adalah sebagai pelawan tirani dan penegak demokrasi secara egaliter. Namun sayang ketika kita kembali menilik Visi besar KAMMI yakni salah satunya dalah melahirkan kader-kader pemimpin malah kurang mendukung di bidang lain misalnya riset. Jarang sekali anak-anak riset yang mengaku dirinya sebagai kader KAMMI, kenapa demikian karena kader KAMMI seolah-olah dimainsetkan bahwa hanya untuk orang yang menekuni dunia sospol. Karena itu respek dari kawan-kawan di dunia riset sangat kurang. Padahal cita-cita KAMMI yang sangat mulia ini artinya sangat luas bukan hanya kader sospol saja yang akan KAMMI siapkan untuk menjadi pemimpin besar harapannya kader KAMMI juga menjadi salah satu pimpinan dibidangnya masing-masing tanpa terkecuali sesuai dengan Visi besar KAMMI yang sungguh sangat mulia.

Belakangan ini juga saya sedikit tergelitik dengan pernyataan seorang teman saya, yang menyatakan bahwa KAMMI sekarang bukan organisasi ekstrakampus yang tidak berafiliasi ke partai manapun, dia menemukan bahwa ada beberapa desa binaan dari komisariat-komisariat KAMMI yang malah menjadi tempat kampanye salah satu partai politik, dan terkesan satu sama lain(KAMMI dan salah satu parpol) saling mendukung dan punya hubungan khusus, ini kan berarti Komisariat tersebut telah sedikit melukai paradigma gerakan KAMMI yakni gerakan politik Ekstraparlementer kurang lebih  artinya adalah tidak menginduk pada institusi parlemen maupun pembentuk parlemen(partai politik dan senator). Independensi sikap politik bulat utuh tanpa intervensi partai apapun. Bagai mana ini bisa terjadi? Entahlah mungkin ini juga ada alasan tertentu.



Ini adalah era yang baru, ini bukan lagi era heroik seperti tahun 1945, atau era 1970an saat organisasi kemahasiswaaan dikerdilkan, bahkan ini juga bukan era yang super heroik saat mahasiswa berhasil menggulingkan presiden di tahun 1998. Ini adalah era baru, era yang menyajikan perang pemikiran dan gagasan tinggi, orang lebih senang berdebat dan berkarya secara langsung dan terbuka dari pada turun ke jalan. Maka dari itu KAMMI perlu bertransformasi menjadi oraganisasi ekstrakampus pembaharuan, karena kita juga tidak bisa menampik bahwa  oraganisasi ekstrakampus sekarang juga mulai di tinggalkan karena sudah tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

Sekian dulu yang bisa saya paparkan tentang keresahan saya sebagai anggota biasa 1, sekaligus kader KAMMI yang melihat seperti ada pengerdilan di tubuh KAMMI, jikalau ada kata yang salah atau kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya dengar dari orang lain dari berbagai sudut. Saya juga tidak bermaksud menjelekan KAMMI justru ingin KAMMI segera bangkit kembali sebagai pemimpin di masa yang akan datang.

Silahkan dikritisi, diberi saran bila berkenan, saya baru belajar menulis mohon dimaklumi dan berkatalah dengan bijak jika ada yang sangat kurang sesuai, bukankah diskusi itu indah? Dan jikalau belum puas bisa langsung saja temui saya. Terimakasih.

Hidup mahasiswa!!!!

Wasslamu’alaykum.wr.wb

ISH yang sedang menikmati gelap malam disebuah kamar kecil penuh renungan.

Leave a Reply

monggo di komen kalau bagus... tinggalkan jejakmu disini

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Jumlah Tamu

Kuliah

Kuliah
ya lumayan laah

Sudah Mulai Dewasa

Sudah Mulai Dewasa
jamannya masih SMA

Masa Remaja

Masa Remaja
muka polos SMP

Masa Kecil

Masa Kecil
pas TK meeen

Sekedar Info

Fisikawan
Karya ISH. Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Join us on Facebook

Mohon Tunggu10 Detik Tutup

- Copyright © Melukis Awan -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -