Posted by : Unknown
Rabu, 05 Februari 2014
Teet... teeett....toeeett..... terompet pesta demokrasi
dibunyikan pertanda partai-partai mulai bergeliat untuk mengeruk suara sebanyak
banyaknya, ada yang menggunakan gaya “blusukan”, ada yang dengan gaya eksis di
TV, ada yang gayanya dengan sosial media, ada juga yang aktif membantu saat
bencana, dan yang peling unik ada yang menggunakan artis-artis sebagai alat
untuk menaikan suara, ada-ada saja kelakuan para partai ini. Cara unik
diperlihatkan oleh para politisi ini untuk menarik simpati dari masyarakat
supaya berbondong bondong memilih mereka. Para partai-partai politik juga
sedang asyik melakukan diskusi terkait siapa yang akan diajukan dan menjadi
calon presiden yang akan diusung partai tersebut, ada yang sedang melakukan
pemira, ada yang sedang menunggu keputusan ketua umumnya, ada yang akan
melaksanakan konfrensi dengan kampanye dengan melibatkan orang-orang non kader
partai, dan ada juga yang sudah PeDe dengan calon yang akan di usung baik yang
hanya mengajukan calon presidennya saja ataupun yang sudah memasangkannya
sekaligus dengan wakilnya. Ya sudahlah kita nikmati saja proses “demokrasi” di
negara kita tercinta ini.
Berbagai lembaga survei pun bergeliat untuk mensurvei
elektabilitas masing-masing calon pemegang tongkat kepemimpinan negeri ini 5
tahun ke depan, mau dibawa kemana negara ini ya itu juga tanggungan kita
bersama, lucunya terkadang kita juga melihat beberapa lembaga survei malah
seolah-olah bersaing untuk menjadi yang terbaik entah karena ada “ingin”
mengunggulkan salah satu calon dengan menganggap bahwa opini publik bisa
digiring ke arah sana entahlah, bisa jadi seperti itu.
Dan tidak kalah dari eksekutif yang gencar mencalonkan
presiden dari legislatif tidak kalah gencar malakukan kampanye dengan
berbagai cara lewat darat contohnya
nyebar pamplet kemana-mana (termasuk nempel di pohon juga -_-“), berinteraksi dengan warga dan tebar
pesona (red:umbar janji), sebar duit juga ada(red: money politic) yang heran
rakyat yang bodoh mau aja gitu menggadaikan nasib 5 tahun kedepan hanya demi
uang banyak-banyaknya ya seratus ribu. Ada juga yang lewat jalur udara. Nak ini
belakangan muncul untuk menarik simpati karena tidak bisa dipungkiri sosial
media seperti facebook, twitter, BBM, WhatsUp, Line, dan lain-lain juga sangat
digemari manusia-manusia model sekarang yang suka sekali dengan kata yang
namanya Update.
Ya mungkin itulah yang kini sedang kita alami kawan, apapun
itu jangan pernah menyalahkan orang lain dengan dampak yang ditimbulkan
“MEREKA” karena secara langsung ataupun tidak langsung sengaja ataupun tidak
disengaja kita pun terlibat dalam segala perbuatan mereka. Kenapa? Ya
pertanyaan menarik. Karena meskipun kita tidak melakukannya tapi kita
membiarkan hal itu terjadi. Loh kok bisa?? Salah satunya dengan menerima uang
dari caleg atau yang lain dan mempengaruhi pilihan anda. Sudah tahu belum jadi
saja suka nyogok gimana kalau pas jadi? Ya jawabannya simpel. Dan lagi kalian
menyia-nyiakan suara yang seharusnya buat orang yang lebih berkualitas. Trus
ada lagi nih pembiaran yang kalian lakukan yakni dengan GOLPUT, lah kan gak ada
yang cocok jadi golput deh, diantara orang-orang yang menurut anda tidak baik
pasti ada yang terbaik atau jangan-jangan anda tidak mau mencari tahu kualitas
dari calon-calon itu. Selidiki dulu bung.. dan yang katanya orang-orang paling
ekstream adalah ini bukan hukum yang dari Allah tidak baik untuk
keberjalanannya ini hukum yang dibuat manusia yang banyak cacatnya. Oke saya
tau itu, maka dari itu ini adalah sarana bukan tujuan, ingat ini hanya sarana.
Untuk tujuan mulia kalau kata bapak Anies Baswedan negara ini akan semakin
bobrok kalau orang yang baik malah diam dan hanya mengutuk, perbaikilah dari
dalam bung, dan ada ungkapan menarik dari bapak Anis Matta lebih baik kita
menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan.
Saran yang menarik dari dua tokoh Anis itu mungkin cukup
mewakili pendapat saya tentang keadaan saat ini yang katanya tidak mendukung
rakyat. Maka kawallah pesta demokrasi ini dengan santun dan bersahabat, dengan
penuh cita dan cinta, menuju Indonesia yang mandiri, siap berkompetisi dan tak
gentar negara adidaya adikuasa. Mari kita hapuskan money politic, kita pilih
orang yang benar, benar membangun negeri, jangan mau kita dibodohi oleh janji
busuk bermodal tampang dan uang, jangan golput, yang goput gak boleh nuntut.
Mari kawal dengan baik. Untukmu Indonesiaku
Dari ISH yang merenung di kamar.