Posted by : Unknown
Minggu, 01 September 2013
Kata pak ustadz “tinggalkan yang jelek ambil yang baik”,
awas jangan disalah artikan karena berbahaya. Sesuai dengan pembuka maka kita
akan membahas tentang TREN *jreng jreng
Tren, suatu kata yang mungkin dalam kamus besar bahasa
Indonesia itu tidak ada tapi hampir semua warga negara Indonesia mengetahui
artinya *paling spesifik kaula muda yang suka dengan bahasa yang menurutnya
#gaul. Tren sangat digemeri anak muda terkadang orang-orang tua pun ikut-ikutan
supaya tidak dibilang ketinggalan jaman, bahasa kerennya jadul lah berasal dari
kata jaman dulu *itu sih mungkin Cuma alibi mereka saja karena mungkin masa
mudanya gak bahagia #ups atau merasa masa mudanya terlalu panjang jadi ya
#ahsudahlah.
Tren sendiri bisa diartikan sebagai mode, kecenderungan,
tendensi, gaya, kecondongan, modern jika di Indonesiakan maka akan menjadi
trendi. Jadi ketika orang menginginkan tren maka orang tersebut bisa dikatakan
mengikuti jaman ya kurang lebih seperti itu, bisa jadi bahasa gampangnya
memodernkan diri #nah!. Dan kebanyakan masyarakat Indonesia latah atau selalu
meniru apa yang sedang menjadi tren.
Setelah saya bertapa selama 2 abad di gua hiro, dan
mengamati dari kejauhan dengan menggunakan tropong bintang dipadu dengan mikroskop
elektron #halah maka dengan ini saya bisa mendapat secuil kesimpulan bahwa
warga negara Indonesia yang tercinta ini ternyata warganya sangat dipengaruhi
oleh tren. Negara ini terlalu gampang
dipengaruhi oleh suatu tren yang sedang poluler, tidak butuh waktu yang lama
untuk mempopulerkan suatu tren bisa hanya dengan hitungan hari seluruh warga Indonesia tahu tren yang
sedang populer menurut survei itu, 8 dari 10 orang Indonesia mengunjungi situs media sosial setiap hari. Sementara masyarakat Argentina, Russia, dan Afrika Selatan juga menggunakan media sosial itu. Mungkin karena itu masyarakat Indonesia sangat
dipengaruhi oleh tren, melalui media sosial tren bisa berkembang begitu pesat. Selain
itu juga situs seperti Youtube sangat sering ditonton juga alhasil seperti
inilah keadaan bangsa kita ini.
Percaya tidak bahwa tren itu mampu mengubah pola pikir dan
identitas suatu bangsa? Sekarang akan saya share kenapa begitu gampangnya
negara ini menerima suatu tren. Cekidot...
1 . terlalu ramah/ welcome
Tidak salah jika negara ini begitu ramah terhadap suatu budaya yang masuk
karena sudah dari zaman dahulu kala negara ini sangat menghargai budaya yang
akan masuk dari awalnya bangsa ini menganut animisme dan dinamisme, lalu
di serang hindu dan budha, setelah itu berganti lagi menjadi islam sebelum
penjajah datang. Dan ketika penjajah mulai datang kristen pun masuk meskipun
belum bisa dominan. Ini menandakan bangsa ini sangat ramah terhadap ajaran
baru, ini yang akan menjadi riskan karena alih-alih mendapat pelajaran berharga
dari bangsa lain justru tren yang tidak sesuai dengan ajaran kebenaran dan
paham yang dianut justru menimbulkan kehancuran ya bisa dilihat sendiri.
2. suka ikut-ikutan/latah
Latah, kata yang cukup pantas untuk bangsa ini ,kenapa? Ya karena begitu cepat
tren yang berkembang di lingkungan namun tidak diimbangi denagn pemahaman
tentang apa yang tren itu bawa, contoh sederhana akhir-akhir ini di dunia
begitu populer tarian dari negeri korea oleh boyband dan girlband indonesia
ikut ikutan bikin, trus ada tarian gangnam style yang begitu populer akhirnya
di Indonesia juga kembali populer dan banyak orang yang menirukannya, setelah
itu herlem shake juga mempunyai sindrom sama dengan gangnam style ya statusnya hampir
sama, lalu ada lagi demam goyang caisar yang sekarang sedang hangat-hangatnya
bahkan dilakukan setiap hari, memang ten sudah mulai sinting!.
3. ingin dilihat modern.
Terlihat modern, mungkin hampir setiap orang mendambakan bahwa dirinya itu
modern dan bisa menyesuaikan jaman, hanya sebagian orang saja yang anti
mainstreamdan tidak terbawa arus, tapi mereka sering kena sindir oleh oarang
yang merasa sudah modern, ya memang menyesuaikan jaman itu perlu hanya saja
perlu diteliti apakah perubahan itu perlu saat indentitas diri itu ditanggalkan
#thinkagain, mending dikira kuper dari pada mainstream dan sok modern dengan meniggalkan prinsipnya
di peti yang hampa udara #hambar bro...
4. Tidak mengenal identitas bangsanya sendiri
Tidak mengenal
bangsanya sendiri itu salah satunya kenapa tren yang berkembang saat ini tidak
sesuai dengan kaidah ketimuran dan lebih mengedepankan gengsi dan modernisasi
yang kebabblasan sehingga tidak mengenal lagi bangsanya, dan jati dirinya.
#kasihan #miris, kalaupun mereka sadar bahwa itu tidak sesuai dengan kaidah
ketimuran mereka tak akan berhenti karena sebenarnya mereka tidak mengenal
siapa dirinya sendiri dan mereka selalu berdalih “ini adalah HAM”. Dan ini
masalah yang sangat kompleks perlu adanya pemupukan tentang kesadaran akan
identitas yang sebenarnya yang harus dimiliki oleh bang sa tercinta ini.
Waspadai setiap ajaran dan tren yang masuk dalam lingkungan
kita karena tak semua tren yang masuk itu baik, dan tak semuanya tren yang
masuk juga buruk, jadi tetap harus bisa memilah dan memilih apa yang sesuai dan
apa yang tidak sesuai sesuai dengan kaliamt awalan kita “ambil yang bagus
tinggalkan yang jelek”. Kerena kelatahan bangsa ini bisa menimbulkan boroknya
mental bangsa. Miris sekali ketika kita menonton televisi kita melihat para
pemuda di usia emas malah asik nonton konser, siang-siang kita disajikan FTV
yang initinya percintaan yang hampir mirip semua ceritanya, malam hari kita
disajikan tontonan penuh dengan tertawa tidak jelas tontonan itu semua membuat
otak kita tumpul dan tak dapat berkembang sehingga dengan gampangnya bangsa
lain merampas segalanya dari hidup kita, analisis saya menyatakan bahwa bangsa
ini sedang dirusak oleh orang lain dan sebagian orang kita sendiri menggrogoti
juga. Naas sekali nasib bangsa ini.
Istilah kata bangsa ini adalah elang yang sedang tertidur
panjang dan menunggu saatnya dibangunkan dan bisa terbang dengan sangat tinggi
meninggalkan bangsa lain. Maka dari itu malai dari sekarang mari generasi muda
tunjukan keberanianmu untuk berpikir berbeda dengan orang lain dan menembus
sekat-sekat kebodohan dan kita bangkit dan berjuang membrantas tren negatif di
negeri ini supaya membangunkan sang elang yang tertidur.