Posted by : Unknown
Sabtu, 14 September 2013
"Ketika engkau memilih bekerja karena ingin mendapatkan
sesuatu misal harta, tahta, ataupun wanita maka itulah yang akan kamu dapatkan
sebagai imbalannya, namun jika engkau bekerja karena ibadah maka balasannya
akan lebih dari itu" -Anonim-
Belakangan ini sering kita dengar ketika mahasiswa ditanya
tentang masa depannya apa? Mereka rata-rata menjawab menjadi pegawai negeri,
menjadi pekerrja di PT-PT besar seperti Chevron, Holcim, ataupun di PT
pemerintah seperti PLN dan Pertamina. Jarang diantara mahasiswa yang ketika
ditanya dengan mantap menjawab ingin jadi pengusaha atau membuat perusahaan
sendiri, mahasiswa sekarang mungkin telah terdoktrin bahwa yang penting dapat
kerja enak, gaji gede, mapan, punya istri cantik, dapat pensiunan di hari tua,
cepat punya mobil, dan yang penting keluarga sendiri bahagia. Namun pernahkah
kita memikirkan bahwa sebenarnya mahasiswa itu berhutang sangat banyak terhadap
negeri ini? Lalu kenapa ini malah seolah menjadi hal yang tabu, bahkan seakan
tidak mau tau siapa yang sebenarnya membiayai mereka agar dapat mengenyam
pendididkan, bahkan rakyat jelata pun ikut membiayai para mahasiswa ini,
bayangkan saja sekitar 20% APBN itu adalah untuk pendidikan, jika mainset
setiap mahasiswa ingin menjadi seorang pekerja di PT yang terkenal milik luar
negeri dan nantinya hanya semakin membuat negara lain menjadi lebih kaya lagi
dan semakin membuat negara kita merugi, namun mahasiswa semakin cuek saja,
bisakah ibu pertiwi tersenyum melihat anak-anaknya tidak membahagiakan
bangsanya sendiri?. Dan sejatinya para
mahasiswa sekarang sedang digiring untuk menjadi budak baru zaman kolonealisme
modern yang membuat para sarjana Indonesia menjadi pekerja di rumahnya sendiri
dan bangsa asing memetik hasilnya. Namun ini semua dikemas sedemikian rupa
sehingga para mahasiswa tidak merasa diperbudak. Semua itu adalah strategi
penjajah mode baru tanpa pertumpahan darah dan citra negatif dengan alibi menyelamatkan
nasib anak bangsa agar mendapat lapangan kerja sesuai studinya. Sadarkah kita?.
Tanyakan pada diri kita masing-masing.
Kita juga sering menemukan beberapa mahasiswa yang mempunyai
tujuan yang sepertinya mulia, yakni dengan bercita-cita menjadi PNS namun tidak
dibarengi dengan mentalitas yang baik, dan masih terlalu takut untuk berpikir
berbeda untuk memajukan bangsa ini, nantinya mahasiswa ini akan meneruskan
perjuangan PNS sekarang yang kita tahu dari pendidikan kita yang kacau soal UN
lah, birokrat yang koruplah, atau berita PNS bolos, meskipun terkadang media
yang lebay dengan membesar-besarkannya. Biasanya
mahasiswa yang seperti ini ingin dirinya mapan di hari tua. Tidak ada yang salah
sih, hanya saja esensi sebagai penerus bangsa ini jadi pudar.
sumber google
Kita sering membaca di berita tentang freeport yang tak kunjung
menuai hasil dan pemerintah seakan tak berdaya ketika sumber daya alamnya
dieksploitasi oleh pihak asing (Amerika) ntah karena perjanjian yang tidak
waras atau hanya ketakutan negara ini pada negara yang katanya adidaya dan
adikuasa, negara ini terlalu takut? Bisa jadi. Mungkin karena sudah tiga
setengah abad bangsa ini diperbudak oleh bangsa lain jadi bangsa ini belum move
on. Apakah demikian? Miris sekali ketika fakta ini diungkapkan dan kita perbincangkan,
sekedar renungan saja bagi yang merasa menjadi generasi penerus bangsa yang
hanya bisa menonton dan menjadi suporter yang terkadang hanya bisa menyalahkan
keputusan wasit dan pemain ketika disuruh main takut. Mentalitas suporter!.
Kita juga bukan hanya menyalahkan pemerintah dan diam saja
melihat ini terjadi, apakah yang bisa kita lakukan melihat fenomena ini
fenomena yang begitu membuat pilu dan juga terkadang terheran-heran. Kita mau
di barisan mana? Itu adalah pilihan live is choice, namun setiap mahasiswa juga
tidak seluruhnya mereka mempunyai mentalitas demikian. Banyak mahasiswa yang
mengabdi dengan sepenuh hati tidak sedikit pula mahasiswa yang mempunyai
cita-cita yang luhur dengan programnya untuk masa depan bangsa ini. Kini kita
da di persimpangan jalan jalan mana yang akan dipilih itu akan merubah masa
depan bangsa ini. Entah merubah ke arah baik atau justru membuat bangsa ini
semakin terpuruk?.
dari ISH dipojok kamar
dari ISH dipojok kamar